Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Untuk Perempuan

Aku yang lelaki, punya majalah kalau tidak playboy ya panthouse, itupun bergambar dari golonganmu, kaum perempuan. Sedangkan majalahmu, dari mulai Gadis sampai Ummi, dari mulai ujung kepala sampai ujung kaki, dari mulai soal pakaian sampai menyusui. Aku yang lelaki, kalah banyak referensi. // Ada semakhluk yang aku kira memiliki hubungan khusus dengan Tuhan. Adalah ibu, dan dia dari golongannu, kaum perempuan. Kemuliaan Al-Masih karena ibu, junjunganku, Kanjeng Nabi Muhammad tak mengenal sosok ayah, hanya menerima kelembutan ibu dan perempuan pengasuhnya. Malin Kundang jadi batu karena ibunya. Walau ibunya Malin terkesan emosional, mudah marah namun Tuhan mungkin punya hubungan khusus dengan ibu. Ketika ibu emosi mungkin Tuhan juga emosi, ketika ibu marah mungkin Tuhan juga marah, ketika ibu tersenyum mungkin Tuhan juga tersenyum. Ketidak beruntungan Malin saja yang dikutuk ibu, jadi batu lah dia kini. // Tesa :Di balik lelaki hebat, ada perempuan hebat. Ini benar adanya.

Kini Tentang Kita

Sosial media kini jadi acuan, tak berlaku kesopanan. Anggapan selalu merasa benar, debat kusir berkepanjangan. Jejak pendapat berujung hinaan. Para pengecut saling mencaci tanpa tatap muka, Berkelahi tanpa jiwa satria. Kabar makar dari ibu kota, tentang hukum negara yang dinilai tumpul pada bagian atasnya. Tentang agama yang dijadikan alat berkuasa Mengajak kita untuk berhenti bertegur sapa, Menebar kebencian karena berbeda. Hal subhat jadi rebutan, karena halal-haram penuh kepentingan. Pertimbangannya selalu rugi dan keuntungan, Menang dan mengalahkan, berdiri dan menjatuhkan Bangga dan melecehkan. Semua demi sebuah pujian. Tuntutan perut dan kelamin lah yang selalu diutamakan. Aku kira demikian yang terjadi pada kita. Bangga dengan kebencian hingga mudah diadu oleh domba, Mungkin mengasihi, menyayangi, menghargai, menghormati, dan segala Tentang kebaikan hanya dianggap dogma. MAN. Berintan, November 2016