Daleman Edisi #3: BERPIKIR: untuk KESADARAN sampai KEYAKINAN
Ketika berbicara manusia. Manusia
adalah mahkluk yang hina atau mulia karena pikirannya (akalnya). Banyak meme,
kata mutiara, atau kutipan orang dulu yang mengatakan hal serupa. Life is about
your mind, if you can or you can't, that's true. Hidup adalah tentang
pikiranmu, jika kamu bisa atau tidak bisa, itu benar.
Pada Daleman Edisi #1. Aku menulis
tentang PIKIRAN. PIKIRAN menurutku adalah tempat berkumpulnya seluruh informasi
yang masuk kepada kita yang pada akhirnya membentuk sebuah kesimpulan, atau
konstruksi, atau kerangka-kerangka informasi, atau konsep-konsep.
Kemudian pada Daleman Edisi #2.
Aku membahas tentang apa yang biasa disebut dengan PERASAAN atau yang aku sebut
dengan RESPON. PERASAAN bukan apa yang biasa kita sebut dengan benci, suka,
nyaman dll, PERASAAN hanyalah RESPON. Ya, RESPON (Freud menyebutnya ID) dan
inilah yang menjadi dasar gerak manusia.
Kenapa RESPON? Karena PERASAAN
itu netral. Netral dalam artian meRESPON sesuai gejala alam (kejadian, kenyataan, kondisi, dan situasi) ,amati jantung,
atau yang biasa disebut hati. Di dalam jantung tidak ada kenangan, tidak ada definisi,
tidak anggapan apapun. Dia murni!.
Sekarang, aku coba ulas tentang
BERPIKIR.
-
Sekilas:
Aku kagum dengan filsafat. Sempat
mempelajari filsafat secara formal di kota penuh falsafah hehehe. Aku pernah
ditanya apa yang kamu dapat dari belajar filsafat? Aku jawab, jika tentang
jurus ampuh cepat kaya atau dinilai sukses, aku tidak dapat apa-apa. Aku hanya
dapat tumpukan informasi dari (tentang) berbagai orang 'luar biasa';
Pemikirannya, cara berpikirnya, dan karya-karyanya. Yang ketika aku dituntut menjelaskan
ulang sebagai bukti kepemahaman, aku tidak bisa, karena alasan sederhana: nama
orangnya saja susah-susah untuk diingat, apalagi pemikirannya hahahaha. Aku
anggap mereka orang 'luar biasa' yang mendedikasikan hidupnya agar bermanfaat
bagi sesama.
Filsafat identik dengan BERPIKIR.
Yap! Karena satu-satunya pembeda manusia dengan makhluk lainnya adalah
BERPIKIR. Filsafat menurutku sederhana. Membuka diri dan BERPIKIR terbuka.
Tidak ada hukum dan teknik khusus
dalam BERPIKIR. Kuncinya hanya membuka diri dan BERPIKIR terbuka. Tanpa
penolakan apapun. Dengan membuka diri, kita tidak perlu menghakimi dan menilai
siapapun, segala kebaikan dan keburukan seseorang bukanlah ajang pemujaan atau
celaan. Akan tetapi menjadi sebuah pembelajaran menarik yang kita ambil
pelajaran darinya. Dengan BERPIKIR terbuka, kita bisa menerima perbedaan
pendapat tanpa merasa dikalahkan atau mengalahkan. Karena tidak ada orang bodoh
dan pintar. Adanya hanya tahu banyak informasi dan belum tahu banyak informasi
dalam PIKIRANnya.
Semakin banyak informasi dalam
PIKIRAN, semakin banyak pilihan untuk BERPIKIR, semakin banyak pilihan
KESADARAN, semakin banyak pilihan untuk berPERILAKU.
Sekilas usai.
-
Kembali lagi. Aku mengaitkan
BERPIKIR dengan KESADARAN. Karena KESADARAN yang merupakan bentuk nyata dari
BERPIKIR. KESADARAN adalah keputusan dari pemilihan (pertimbangan) informasi
dalam PIKIRAN dan juga respon PERASAAN, diwujudkan dalam bentuk SIKAP-PERILAKU
terhadap keadaan atau kenyataan. Mungkin (mungkin? Ya, aku sendiri belum yakin)
KESADARAN tanpa PERILAKU belum bisa dikatakan KESADARAN, dan kembali hanya
menjadi sebuah konsep atau PEMIKIRAN, atau anggapan, atau ide. Karena banyak
dari kita yang sudah tahu kalau menolong orang, sedekah, puasa, sabar, rela dan
pasrah itu baik. Namun jika tanpa perwujudan SIKAP-PERILAKU, semua itu berhenti
di dalam PIKIRAN. Semua yang ada di dalam PIKIRAN hanya informasi.
KESADARAN katanya
bertingkat-tingkat, atau ada level-levelnya. Ada yang KESADARANnya tinggi, dan
ada yang KESADARANnya rendah. Aku tegaskan! KESADARAN itu bukan kripik kekinian
atau game android yang ada level-levelnya. Misalkan, aku melihat orang jatuh bukannya
menolong tapi aku hanya diam, atau justru menertawakan. Itu bukan KESADARNku
rendah, hanya saja tidak adanya informasi di dalam PIKIRANku untuk menolong si
orang yang jatuh tersebut.
Karena BERPIKIR itu tidak ada laku.
Lakunya ya BERPIKIR. Sederhananya, BERPIKIR itu memindai (menscan) atau memilah
informasi-informasi yang ada dalam PIKIRAN. Hanya itu. KESADARAN lah bentuk nyata dari BERPIKIR.
Kunci utama KESADARAN adalah
HATI-HATI. HATI-HATI itu pada intinya adalah ingat, dengan teliti, dan penuh
perhatian. Orang HATI-HATI itu seperti apa sih? Seperti ibu-ibu yang naik motor
pelan, gak minggir gak ke-tengah? Atau HATI-HATI itu selalu curiga, bahkan
dengan orang yang baik pada kita, jangan-jangan dia modus Hahahaha bukan juga.
Ada juga BERPIKIR yang tidak
langsung terkait dengan KESADARAN. Terserah mau disebut apa. Abstract think,
pra-consciousness, pra-sadar atau yang lainnya. BERPIKIR 'yang ini' biasanya
tentang ide-ide, konsep. Inilah yang pada Daleman Edisi 1 aku sebut dengan
BERPIKIR menghasilkan PEMIKIRAN.
SADAR dan BAWAH SADAR menurtku
hanya soal endapan informasi. Maka SADAR timbul dari informasi yang berada pada
tumpukan atas (available information atau available memmory), sehingga kita
mudah mengaksesnya. Sedangkan BAWAH SADAR atau biasa disebut pikiran BAWAH
SADAR adalah endapan informasi dalam PIKIRAN yang berada di bawah, terabaikan
atau justru yang tertancap sangat kuat dan dalam (unconsciousness mind, sub
consciousness, sugesti, motivasi atau apa lah). Istilahku agak aneh ya? Semoga
kamu paham hahaha. Karena aku curiga, sebetulnya tidak ada satu informasi pun
dalam PIKIRAN yang kita lupakan. Mereka mengendap, mengampas dan sewaktu-waktu
muncul ke permukaan. Bahkan BAWAH SADAR merupakan pemindaian ototamatis
terhadap informasi terdalam pada PIKIRAN.
Segala sesuatu, termasuk
kenyataan tergantung diri kita (anggapan dan respon perasaan kita). HATI-HATI
berarti sebelum kita berkata, bersikap-perilaku, kita pilah informasi dan
respon kita. Makanya ada peribahasa diam itu emas. Eh tapi aku tidak menyarankan
untuk terus diam. Diam terus malah bisa kesambet loh, atau dikira gagu hahaha.
HATI-HATI berarti memilah mana yang penting, mana yang harus didahulukan, kapan
harus marah, kapan harus tertawa. Tahu juga kapan harus maju dan mundur, kapan
harus bergerak dan kapan harus diam. Itulah orang yang BERPIKIR: SADAR dan
HATI-HATI. Bukankah SADAR dan HATI-HATI adalah ciri orang yang TAKWA.
KESADARAN diwujudkan dalam bentuk
SIKAP-PERILAKU (tutur kata, dan bahasa tubuh). SIKAP-PERILAKU sudah nampak oleh
mata, sudah menggunakan informasi dari dalam PIKIRAN dan daya yang berasal dari
dorongan PERASAAN. SIKAP-PERILAKU yang baik berasal dari informasi dalam
PIKIRAN yang baik pula, begitu sebaliknya. Kemudian SIKAP-PERILAKU yang terus berulang-ulang
maka jadilah KEBIASAAN. Dari KEBIASAAN-KEBIASAAN terbentuklah KARAKTER atau
sifat kita dan pada akhirnya, sadar atau tidak sadar kesemuanya itu menjadi
KEYAKINAN.
Sudah-sudah jangan terlalu
serius. KEYAKINAN tidak melulu tentang kepercayaan akan agama atau Tuhan. Aku sudah
lelah menulis, jadi soal KEYAKINAN yang mengganggumu ini tidak aku dibahas lagi
ah. Kamu amati dan renungkan sendiri saja ya.... Siapa tahu kesimpulanmu lebih
baik dariku.
Wis konon bae. Terima kasih, Semoga bermanfaat. Kalau tidak, awas!
-EDISI DALEMAN SELESAI.
MAN. Berintan, Maret 2017
Komentar
Posting Komentar