Daleman Edisi Extension


Eh Ternyata belum selesai hahaha. Tulisan ini sekedar tambahan dari edisi Daleman semoga bermanfaat.
Mari kita alfa dulu tak perlu izin, tanpa keterangan. Hahaha kaya wong lagi sekolah. Kita lepaskan dulu atribut kita, kita simpan dulu anggapan kita. tidak perlu melihat kita anaknya siapa, kita di desa apa, di negara apa. Tidak perlu melihat kesenangan kita apa, anggapan baik-buruk kita apa. Tidak perlu melihat Agama kita apa, pendidikan kita apa dan seterusnya. Kita mundur sampai pada titik pertama. Kita alfa, kosong memposisikan diri sebagai manusia, bahkan hanya sebagai makhluk bagian dari alam semesta. Seluruh alam semesta adalah satu, kita (manusia), angin, air, awan, matahari, bintang, cacing, tumbuhan, gempa, gunung, samudra dan semuanya adalah saudara. Tidak ada yang lebih di atas yang lainnya, karena seluruh makhluk punya peranan dan fungsi masing-masing.

Seekor rusa yang di santap singa bukan berarti singa lebih baik atau lebih hebat dari rusa. Itulah salah satu peranan rusa, dan memakan rusa pun salah satu peranan sang singa. Atau mangrove yang lebih hebat menangkal abrasi dari sekedar pohon kelapa yang jauh dari bibir pantai. Bulan bukan kalah dari matahari. Semua punya peranan sendiri-sendiri. Bahkan apa yang biasa kita sebut dengan bencana atau musibah itupun sebuah peranan. Gunung meletus, gempa tektonik, pergeseran lempeng, atau bahkan tsunami. Bencana atau musibah adalah peranan semesta, cara untuk kembali menyeimbangkan dirinya. Contoh nyatanya ada di tubuh kita. Bagi, kuman dan parasit di tubuh kita. Ketika kita bersin, batuk yang merupakan bentuk imunitas tubuh atas gangguan tertentu adalah bencana.

Kita sering kali melupakan hal-hal sepele itu. Karena kita terlalu congkak dengan pengetahuan-pengetahuan kita. Sombong dengan anggapan-anggapan kita. Menyimpulkan ‘ini’ berbeda dengan ‘itu’, aku berbeda dengan kamu, kita berbeda dengan mereka, dia berbeda rusa. Padahal kita sebetulnya sama. Hanya kita diberi pengajaran yang berbeda-beda, kita diberi informasi tentang benar-salah, baik-buruk, kalah-menang yang berbeda, kita diberi informasi sopan-santun yang berbeda. Kita diberi informasi cara membuka kulit kacang yang berbeda-beda. Ketika melihat yang lain membuka kulit kacang dengan gigi, kita menyalahkan karena kita anggap membuka kulit kacang yang benar adalah dengan jari. Semisal lainnya, Aku diberi informasi minum teh dengan air panas, kamu diberi informasi minum teh dengan air dingin, dia diberi informasi minum teh campur susu atau madu. Apa perlu kita bertengkar soal minum teh yang benar? Kita berbeda karena kita diberi informasi yang berbeda-beda. Lalu kita jadikan informasi tersebut sebagai anggapan.

Semua hanya soal sudut pandang. Kenapa masing-masing kita banyak yang saling benci, bertengkar, berperang, bahkan membunuh. Kita tidak mau sama-sama kosong, tidak mau sama-sama menang, tidak mau sama-sama kalah. Karena kita tidak bersedia melepaskan atribut dan anggapan kita. Melihat dari sudut pandang lain, berposisi dari sisi lain, dan mundur sampai pada titik sebelum langkah pertama kita (baca; sebelum atribut dan anggapan kita ada). Aku akan mencoba memaparkan beberapa sudut pandang.

Psikologi
Dari banyaknya teori manusia menurut psikologi yang ada, ada satu teori yang menurutku paling sederhana dan mudah dipahami. Yaitu teori kepribadian menurut Sigmund Freud. Sebetulnya sudah aku paparkan secara tidak jelas di Daleman Edisi 1, 2, dan 3. Namun tidak ada salahnya jika aku memaparkannya lagi menurut pemahamanku akan teori itu:

Id adalah daya yang menjadi alasan atau dorongan-dorongan setiap gerak manusia. Id adalah Hasrat (nafsu) seperti lapar, dahaga, takut, marah, libido, seksual, mempertahankan diri, menaklukan. Dorongan Id selalu menuntu untuk dipenuhi.

Ego cara kerjanya sebetulnya sederhana. Untuk memuaskan Id, Ego melihat kenyataan dan melihat Superego. Menimbangnya agar tidak terjadi ketegangan antara Id dan Superego. Aku suka menyebutnya dengan Akal dan Berpikir.

Superego yang menurutku anggapan. File-file informasi tentang baik-buruk, salah-benar, pantas-tidak pantas, dll yang masuk sejak manusia itu bayi.

Biologi
Dari sudut pandang biologi semua makhluk hidup sama, istilahnya adalah organisme.
Organisme adalah kumpulan dari sistem organ yang saling bekerja sama sesuai perannya masing-masing. Saling mendukung meski berbeda peran, satu tujuan mesti berbeda cara dan berbeda jalan. Selaras serta akur tidak bertengkar, karena kalau bertengkar, organisme terganggu.

Sistem Organ adalah kumpulan beberapa organ yang berbeda namun bersedia dan bisa bekerja sama untuk melaksakan fungsi tertentu. Contoh sistem organ: sistem organ pernapasan, sistem organ pencernaan, dll.

Organ adalah sekumpulan jaringan. Misalnya Jantung, Paru-paru, Otak, dll

Jaringan adalah sekumpulan sel yang sejenis dan memiliku fungsi yang sama. Macam-macam jaringan: Jaringan Epitel, Jaringan ikat, Jaringan Otot, Jaringan Tulang, Jaringan Epidermis, dll.

Sel adalah unit terkecil, entah kenapa di sebut unit terkecil tapi di dalamnya masih ada lagi? Konon katanya sih, dalam tubuh manusia ada sekitar 10 atau 100 miliar sel. Waaooooooow (Mungkin lebih banyak dari sekedar ‘berjuta-juta’ bintang di angkasa) !!! Sel terbagi tiga bagian, membran sel yang merupakan pembungkus sel, nukleus (inti sel) adalah bagian utama sel (namanya juga inti), dan sitoplasma adalah bagian yang mengisi seluruh rongga sel diantara nukleus dan membran sel. Setiap sel terdiri 46 Kromosom yang disusun menjadi 23 pasang. Lalu ada DNA atau deoxyribonucleic acid yang merupakan molekul (materi) pembentuk kromosom dan merupakan informasi atau data genetik dalam tubuh. Nah lhoh!

Pusing? Sama, jika pusing berarti kita sudah mulai takjub dengan kedahsyatan dan ke-luarbiasa-an yang ada diri kita. karena kita (manusia) merupakan sebuah organisme.

Fisika (Kuantum)

Berbicara fisika mungkin sebagian dari kita sudah gatal duluan, ah tentang rumus-rumus yang absurd. Ngapain juga ngukur-ngukur gravitasi, kecepatan suara, kecepatan cahaya. Zat cair-padat-gas. Senyawa, molekul, yang namanya aneh-aneh (Itu kimia tah?). Heits! Jangan salah justru dari sinilah semua misteri dalam kehidupan terjawab. Ini kecurigaanku saja sih, tapi aku saking curiganya sampai yakin kalau fisika bisa menjawab semua persoalan hidup. Sedikit berbagi pengalaman, aku sebetulnya sudah lama kagum dengan fisika, terutama fisika kuantum. Namun aku benar-benar terpesona sekitar kurang dari dua tahun belakangan. Penelitianku buka pada menciptakan benda-benda atau teknologi, penelitianku pada diriku sendiri. Menurutmu aneh tidak? Karena aku terpesona dengan fisika, aku belajar (secara otodidak) meditasi, medengarkan audio brainwave atau gelombang otak (alpha, beta, theta, gamma), dan mulai penasaran chakra, aura, dan lainnya yang dianggap klenik. Bahkan aku memutuskan untuk ikut sebuah komunitas penyembuhan asli Nusantara tepatnya Purbalingga, yang berpusat di Bali, bernama ATS. Aku ingin tahu lebih jauh tentang semua itu bukan aku dapatkan dari pesantren, dari mimpi, dari anjuran guru sprititual, atau bisikan ghaib, justru dari fisika. Karena menurutku kini, fisika adalah spiritual.

Mari kita lihat:
Fisika berbicara materi. Kita (manusia), batu, kucing, pohon, saturnus, matahari, besi, pesawat, telepon genggam, plastik, bungkus kacang, dll. Dari sudut pandang fisika, Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi terdiri dari beberapa penyusun:

Molekul adalah satuan penyusun dari unsur atau senyawa dan terbentuk dari sekumpulan (paling tidak dua) atom. Di atas saat sudah dijelaskan bahwa DNA adalah molekul yang merupakan pembentuk kromosom yang entah bentuknya sekecil apa saja adalah ‘masih’ sebuah molekul, nah lhoh!.

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Yang negatif disebut anion karena terdapat satu atau lebih elektron, yang terlepas satu atau lebih elektron disebut kation. Atau dapat pula berupa poliatom yang terdapat satu atau lebih atom berbeda.

Atom adalah satuan terkecil penyusun materi, tapi lagi-lagi katanya terkecil kok masih ada lagi. Masuk abad 19’an, para peneliti (mbuh namanya susah-susah yang terkenal sih Bohr, Schrödinger, dan Einstein) tidak puas hanya dengan atom sebagai satuan terkecil, jadi mereka memecah lagi atom (fisika kuantum) dan hasilnya: Atom tersusun dari inti atom. Woit, tunggu dulu! Masih ada lagi. Inti atom terdiri proton(+), elektron(-), dan neutron (netral) yang juga disebut dengan sub-atomik.

Partikel adalah yang terkecil dari yang terkecil. Pada awalnya para peneliti berhenti di sini dan menyimpulkan, bahwa partikel adalah satuan terkecil dan tidak dapat diurai lagi. Namun penelitian terus berlanjut, dan menghasilkan ketika partikel diurai, simsalabim! Tidak ada apa-apa, hampa, dan hanya berupa energi. Para peneliti berpendapat (sampai saat ini para ilmuan masih belum bisa memastikan sifat energi) bahwa Energi bersifat tidak pasti, tidak terduga, hanya mungkin-mungkin-mungkin atau probabilitas. Setiap gerak partikel, termasuk marah yang membuat otak menghasilkan hormon cortisol yang menyebabkan darah yang seharusnya mengalir menuju perut, balik arah menuju otot. Sehingga suhu tubuh menungkat karena jantung berdetak lebih cepat. Dari satu emosi, ada berapa ratus ribu partikel yang bergerak di tubuh kita? Nanti akan ketemu dengan teori vibrasi ‘force dan power’nya David Hawking. Setiap gerak partikel menghasilkan gelombang yang membawa getaran atau energi. Entah bagaimana prosesnya (belum ketemu, entah energi tersebut diikat, atau berkumpul, atau bagaimana) jadi enaknya ya kun fayakun energi menjadi sebuah partikel (materi).

Bisa disimpulkan, jika alam semesta tersusun dari energi yang membentuk partikel dan seterusnya lalu jadilah bumi, planet-planet, kucing, batu, gunung, dan kita (manusia). Ada satu teori kondang dalam bidang ini mengenai proses terjadinya alam semesta. Teori Big bang, bahwa alam semeta tercipta dari ledakan super atom yang sebelumnya hampa (Teori ini selaras dengan informasi penciptaan dari Ayat Al-qur’an: Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari/masa/periode. Silahkan cari sendiri). Jadi kata siapa kita berbeda?

Agama
Agama yang mana? Mohon jangan kagetan ya, jangan terlalu sensitif. Aku percaya, bagi penganutnya agama yang dianutnya lah yang paling benar. Semua agama percaya bahwa manusia, binatang, tumbuhan, dan seluruh alam semesta diciptakan oleh Tuhan; terserah apa nama Tuhannya, Allah, Yahweh, Eli, Shiva, dll. Ada yang mengajarkan kasih, welas asih, svhambu manu, rahmat bagi semesta, dan lainnya mengajak manusia untuk memanusiakan manusia lainnya. Ajaran tiap agama membawa manusia menuju Tuhannya, dengan cara dan kepercayaannya masing-masing. Wis ah segini saja.

Cukup dari beberapa sudut pandang itu saja aku kira sudah cukup membuktikan, kalau pada hakikatnya, manusia itu sama, bahkan seluruh alam semesta. Kesempurnaan manusia karena akal. Justru karena akal inilah manusia bisa menjadi baik atau buruk. Bisa menjadi binatang, bisa menjadi lebih mulia dari manusia itu sendiri.

Aku seringkali menganjurkan untuk belajar, belajar, dan belajar. Karena yang kita tahu hanya sedikit dan masih jauh lebih banyak yang kita tidak tahu. Aku percaya kalau akal kita tidak terbatas, yang menjadi pembatasnya adalah pengetahuan. Bagi kita yang belum tahu, melihat fenomena alam, klenik, bencana, elektro, adalah hal tidak masuk akal. Ya, tidak masuk akal karena di pikiran kita belum ada informasi tentang itu. Kita belum tahu informasi tentang itu.

Batas akal adalah pengetahuan. Sedangkan Pengetahuan, dan ilmu itu tidak terbatas. Jika kita anggap pengetahuan itu terbatas, itu karena anggapan kita sendiri. Kita anggap kita sudah kerja, punya penghasila, buat apa belajar? Kita anggap kita masih di level bawah, untuk belajar ‘ini’ atau ‘itu’ belum levelnya dan tidak akan mampu. Serta anggapan-anggapan lain yang menjadi batas untuk pengetahuan.

Kita semua sama, yang membuat beda adalah atribut dan anggapan-anggapan kita. Pada dasarnya, tidak ada manusia pemarah, ia hanya terlalu banyak informasi marah. Tidak ada manusia optimis, ia hanya punya banyak informasi tentang optimis.

Dalam keadaan semula (sebelum manusia penuh konsep, anggapan, pemikiran atau apalah bahasanya), yang menjadi pendorong dan pertimbangan hanyalah hasrat atau perasaan, yang butuhnya hanya makan tanpa ada malu karena makan di emperan kaki lima, yang butuhnya hanya minum tanpa peduli bakteri air keran, RO, atau isotonil, yang butuhnya hanya tidur tanpa peduli hotel atau merk kasur, yang tahunya wangi dan busuk tanpa tahu merk parfum, yang yahunya hanya suara selaras (nada) tanpa peduli Metallica, Sundari soekotjo atau Isyana Sarasvati.

Keadaan manusia sekarang itu seperti dua orang yang melihat gajah dari sisi berbeda (gading dan telinga) dengan jarang pandang sejengkal. Satu orang kekeh gajah itu pipih dan lentur, dan satu kekeh gajah berbetuk pipa dan keras. Siapa yang salah? Tidak ada! Jika mereka rela untuk mundur beberapa langkah ke belakang mereka akan melihat gajah dari satu sisi dengan jelas, dan jika mereka lebih rela untuk memutarinya, mereka akan mengetahui gajah secara utuh. Jika mundur lebih jauh lagi, mereka bisa saja menemukan gajah dengan beberap pohon dan ilalang.

Pikiran, akal, konsep, anggapan lah yang membuat manusia repot, bahkan merusak sebagian sisi manusianya. Namun karena itu pulalah manusia menjadi mulia.

Sekian. Semoga bermanfaat.

MAN. Berintan, Maret-April 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Bermain Tarik-Tarikan #2

Kisah Cinta

Pendakian

Alasan Mencintaimu

Surat Terakhir

Mari Bermain Tarik-Tarikan #7

Rumah 2

Sejak Aku Mencintaimu

Setelah Sampai Rumah

Ketika Mempuisikan Kamu