Mari Bermain Tarik-Tarikan #3
Kita jangan melupakan soal
partikel, gelombang, energi, dan getaran seperti yang sudah aku tuliskan pada
part1. Aku tebak, sekarang kamu sedang ragu dengan apa yang aku paparkan
sebelumnya, bahwa apa benar kita mendapat apa yang kita inginkan ketika kita
sudah tidak menginginkannya Apa iya? Apa tidak? Sudah tak perlu dibikin pusing.
Entah benar atau tidaknya, kita nikmati saja hidup ini. Karena hidup begitu
mengagumkan dan menyenangkan.
Pemahamanku begini:
Cara kerja alam semesta itu sederhana, yakni selaras. Selaras bukan
berarti semuanya harus sama, seragam, satu warna. Selaras itu sejalan, saling
mendukung, serta tidak menyakiti antara satu dengan lainnya. Seperti tubuh kita
dengan fungsi organ yang berbeda-beda namun sejalan, dan saling mendukung. Atau
seperti pelangi yang berbeda-beda warna namun rela berdampingan, tidak merasa
menang salah satu, dan tidak merasa kalah satu lainnya
Lalu apa hubungannya selaras
dengan pertanyaan soal keinginan tadi? Seperti kejadian kamera HP-ku rusak
adalah bukti semesta memberi apa yang aku inginkan (punya Hp Android yang tidak
ada kameranya). Ada cerita lain dari seorang teman yang berprofesi sebagai guru
sekaligus penjaga sekolah. Soal penjaga sekolah ini menarik, ini pengakuan dari
dia sendiri. Katanya menjadi penjaga sekolah adalah jawaban dari keinginannnya.
Keingininannya adalah berpisah dari orang tua, dalam arti mandiri. Entah punya
rumah sendiri, ngontrak, atau merantau. Semesta mewujudkan keinginannya untuk
mandiri dengan cara dia ditunjuk sebagai penjaga sekolah. Itu bukti semesta
sebenarnya selalu memberi apa yang kita inginkan. Cara semesta mewujudkan apa yang kita inginkan, itulah yang disebut
kemungkinan-kemungkinan. Bahkan semesta tidak pernah menguji keseriusan
kita atas keinginan kita. Hanya kita terkadang tidak menyadarinya. Karena kita
tidak mengerti cara kerjanya.
Satu yang menarik dan perlu
diperhatikan, adalah keselarasan dalam keinginan kita. Keselarasan antara
perasaan dan pikiran terhadap keinginan kita. Kamu pasti sering ketika
menginginkan sesuatu; satu sisi kamu ingin, namun dalam waktu bersamaan kamu
merasa ragu, khawatir, atau belum juga keinginanmu terwujud kamu sudah sombong.
Itulah kenapa sering kita baru mendapat apa yang kita inginkan setelah kita
tidak menginginkannya. Aku juga sering sih wkwkwkwwkwk.
Prinsip semesta adalah selaras.
Bagaimana semesta mewujudkan keinginan jika di dalam diri kita saja masih
saling menyakiti. Agar selaras, satu-satunya cara adalah dengan pasrah atau
ikhlas, atau rela mengalah. Karena
dengan pasrah atau ikhlas maka tidak terjadi lagi saling menyakiti. Hanya
perasaan lah yang bisa mengalah, hanya perasaan yang bisa pasrah atau ikhlas. Sedangkan
pikiran sulit untuk mengalah, dengan kecepatan yang lebih cepat dari kereta
express, pikiran (anggapan-anggapan, konsep-konsep, pemikiran) menjadi yang
paling mungkin mempengaruhi perasaan, menjadi yang paling mungkin untuk
terjadinya keselarasan dalam diri kita.
Itulah barangkali kenapa
keinginan baru kita dapatkan setelah kita tidak lagi menginginkannya. Karena
sudah tidak ada penolakan dan perlawanan dari perasaan kita atas apa yang kita
inginkan. Itulah pula kenapa sesuatu yang tidak benar-benar kita inginkan
datang satu persatu, karena tidak ada perlawanan dan penolakan dari perasaan
maupun pikiran. Pikiran tidak menganggapnya penting, jadi tidak mendominasi.
Ketika sesuatu tidak mendominasi pikiran, sangat mungkin tidak menimbulkan
respon perasaan. Jadi mari kita ajak perasaan untuk kembali pasrah dan ikhlas,
atau jangan biarkan pikiran dan anggapan kita mengajak perasaan untuk tidak
pasrah dan ikhlas.
Kata seorang yang berkompeten
dalam bidangnya. Naluri sebuah sel yang berarti sekumpulan partikel adalah mempertahankan
diri atau berkembang. Tergantung kondisi lingkungannya. Jika lingkungannya
mendukung, sel akan berkembang. Akan
tetapi jika lingkungan tidak mendukung, sel akan mempertahankan diri. Pikiran menggerakkan sejumlah partikel,
begitupun dengan perasaan yang juga menggerakkan sejumlah partikel. Ketika
partikel perasaan merasa terancam oleh pikiran, atau sebaliknya. Maka partikel
yang terancam akan mempertahankan diri. Semakin terancam, semakin kuat mempertahankan.
Jadi kedua partikel yang berlawanan (positif dan negatif) akan saling
mempertahankan diri, alias bertarung.
Bersambung... di sini.
Komentar
Posting Komentar