Mari Bermain Tarik-Tarikan #4
Aku akan mengajakmu berdiam
sejenak, merenungi dan kembali mengingat-ingat. Bahwa: Kita hari ini (benda,
kepribadian, emosi dan semua yang ada di sekitar kita hari ini) adalah apa yang
kita inginkan pada masa sebelumnya.
Paling tidak, pernah kita pikirkan dan perasaan kita mendukungnya.
Untuk bisa memahami Law of Attraction kita harus rela napak
tilas seluruh jejak-jekak kehidupan kita. Aku yakin setelah itu kita tidak
punya lagi alasan untuk mengeluh, menggerutu, marah, kecewa, menyesal. Justru kita
akan bersyukur dan menerima semua yang ada pada kita hari ini. Bisa jadi kamu
akan memperoleh kesimpulan sama denganku, bahwa: Law of Attraction adalah cara kerja semesta, atau kehidupan, atau takdir.
Sejak bagian pertama, aku selalu
mengatakan soal pikiran dan perasaan. Sedangkan pada kehidupan sehari-hari kita
sudah terbiasa dengan gerak fisik, kerja, dan mengejar impian. Kiranya aku
perlu tegaskan, aku tidak sedang mengarahkan kalian termasuk diriku sendiri
untuk sekedar mikir dan merasa.
Gerak fisik juga perlu dan bahkan
sangat perlu. Sedikit catatan: Dalam sudut pandang kuantum, getaran energi dari
perasaan dan pikiran jauh lebih kuat dari getaran energi hasil gerak fisik. Buktinya
peribahasa mengatakan kalau perilaku dan tutur kata (gerak fisik) adalah
perwakilan dari apa yang di dalamnya (perasaan dan pikiran). Bukankah kita bisa
tahu seseorang sedang marah atau sedang bahagia meskipun seseorang itu hanya
diam tanpa gerak fisik? Analoginya seperti ini:
Kamu tahu sepeda motor? Pernah terpikir
ketika sepeda motor mengantarmu ke rumah teman (gerak fisik) berapa ribu kali
piston dan perangkat lain dalam mesin bergerak, berapa ribu kali gerak putaran
spul menghasilkan listrik untuk sepeda motor dan mengantarmu ke rumah teman?.
Gerak fisik sepeda motor yang nampak hanya gerakan kecil dan hasil dari
gerak-gerakan lebih besar yang tidak nampak di dalamnya.
Fisik bisa tetap bergerak meski ada
penolakan dari sebagian di dalam diri kita. Jika sudah seperti itu. Jangankan
untuk menikmati, yang ada justru kita akan cepat lelah dan mungkin tidak akan
dapat apa-apa. Apalagi jika gerak fisik kita dipenuhi dengan keluh kesah,
penyesalan, dan rasa kecewa. Aku sarankan berhentilah segera. Karena dengan
begitu, semakin banyak vibrasi (getaran energi) negatif yang kita pancarkan.
Eh aku belum mengatakan ya, kalau
semesta itu tidak peduli mana keinginan dan mana bukan. Semesta hanya tahu
getaran energi dari pikiran, dan getaran energi dari perasaan. Jika menurut
semesta keduanya selaras, semesta mewujudkannya. Entah selaras dalam getaran
energi positif atau selaras dalam getaran energi negatif. Lhaah energi ada yang
positif dan ada yang negatif juga ternyata? Sepertinya iya deh.
Bersambung... di sini.
Komentar
Posting Komentar