Mari Bermain Tarik-Tarikan #7
Seri Bermain Tarik-Tarikan sebenarnya sudah selesai. Tulisan
ini sekedar tambahan, atau bonus yang semoga bermanfaat. Aku kira apa yang aku tulis ini
masih berhubungan dengan seri tulisan tersebut.
Berikut seri Bermain Tarik-Tarikan:
Banyak perubahan kesadaran yang terjadi dalam kehidupanku
sampai pada saat ini, seiring bertambahnya usia, bertambahnya teman,
bertambahnya buku yang dibaca, bertambahnya film yang ditonton, lagu yang
didengar, dan bertambahnya informasi serta pengetahuan. Semua itu merubah
kesadaran dalam diri. Perubahan kesadaran berarti karena perubahan anggapan,
perubahan pandangan, dan perubahan pola pikir. Perubahan kesadaran juga berarti
perubahan cara merasakan, perubahan cara menyikapi, perubahan cara
berkeputusan.
Semula aku menganggap keren itu ketika juara kelas, nilai
ulangan bagus, dan pintar dalam matematika atau hafalan Juz 'amma. Kemudian berubah, keren
itu punya motor/mobil bagus, pacar cantik, sekolah elit, dan penghasilan cukup
untuk memenuhi gengsi, gaya hidup, kesenangan, serta kebutuhan sekaligus. Lalu kesadaranku
kembali berubah, keren itu ketika kita bisa membantu orang lain meskipun kita
sendiri susah. Aku kira sudah final, ternyata tidak. Masih banyak
perubahan-perubahan yang sudah terjadi dan akan terjadi, dan tentu saja termasuk
perubahan kesadaran dalam diriku.
Ketika aku menyusurinya kembali, terlihat jelas polanya. Perubahan
kesadaran tersebut ditunjang oleh salah satunya adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan
tempat kita hidup mempengaruhi kesadaran kita. Ini hukum pasti, tidak bisa
dielak oleh siapapun. Namun dalam hidup selalu ada pilihan. Kita pilih
dipengaruhi atau mempengaruhi? Karena kita juga mempengaruhi lingkungan. Seperti
analogi dalam film Rudy Habibie, jadilah mata air. Jika mata air jernih akan menyuburkan
sekitarnya, dan jika mata air keruh akan merusak sekitarnya.
Semua yang kita serap, lihat, dengar, rasakan, dari
lingkungan akan mempengaruhi kesadaran kita. dan semua yang kita keluarkan akan
mempengaruhi lingkungan kita. that’s true! Kita serap dari lingkungan buruk
kita akan menjadi buruk, lalu kita akan mengeluarkan buruk, dan pada akhirnya
lingkungan buruk tempat kita akan semakin terpengaruh oleh keburukan kita.
begitu juga dengan hal baik. Mungkin karena ini, Islam menyarankan untuk
selektif dalam bergaul. Meungkin karena ini, orang tua kita melarang bermain
dengan si anu atau si itu. Islam juga menyarankan untuk selektif dalam melihat,
dan selektif dalam mendengar.
Jadi karakter kita, dan karakter lingkungan tidak spontan
terjadi begitu saja. Namun melalui tahapan dan proses panjang hingga
terciptanya karakter. Budaya, peradaban, sopan santun, budi pekerti setiap tempat
berbeda-beda. Tergantung siapa orangnya dan bagaimana orangnya memulainya. Atau
tergantung siapa orang yang paling berpengaruh di lingkungannya. Begitu pun
dengan orangnya. Setiap orang berbeda-beda. Tergantung seperti apa
lingkungannya. Seperti telur dengan ayam, mana yang lebih dulu? Orang adalah
produk lingkungan, dan lingkungan adalah produk orangnya.
Aku pernah bikin sajak begini: Orang yang tahu diluar dirinya
akan lebih tenang menghadapi persoalan dirinya, dan orang yang tahu diluar
lingkungannya akan lebih tenang menghadapi persoalan lingkungannya. Jadi, aku
tidak akan bosan untuk mengajak berpikir terbuka dan membuka diri, serta sadar dan
hati-hati.
Sartre mengatakan, semuanya hanyalah ilusi. Ilusi-ilusi yang
ada di bayangan kepalaku. Jika aku yang menyampaikan: Semuanya hanyalah
anggapan. Anggapan-anggapan yang ada di kepalaku.
When you can or you
can’t. That’s true! Ketika kamu bisa atau kamu tidak bisa. Itu benar! Ketika
kita anggap buruk semua akan buruk. Ketika kita anggap baik semua akan baik. Ketika
kita anggap spesial semua akan spesial. Ketika kita anggap menakutkan semua
akan menakutkan. Ketika kita anggap sia-sia semua akan sia-sia. Ketika semua
kita anggap teman semua akan jadi teman. Ketika kita anggap musuh semua akan
jadi musuh. Ketika kita anggap bermanfaat semua akan bermanfaat. Jadi mana yang
akan menjadi pilihan kita? Aku kembalikan kepada masing-masing dari kamu. Asalkan
kita rela berpikir terbuka dan membuka diri, serta sadar dan hati-hati semua
akan baik-baik saja. Ingat! When you
feel, when you think, and when you do, you’re attracting it. Apapun yang
kamu rasakan, apapun yang kamu pikirkan, dan apapun yang lakukan, kamu sedang
menariknya.
Semoga bermanfaat. Kalau tidak, Awas!
Komentar
Posting Komentar