Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Alviana

(K epada Perempuan yang Belum Sempat Aku Kenal ) (1) Catatan kecil untuk senyuman yang pernah tersimpul untukku, tepat pada waktu yang rawan, hingga membuatku terpaku. (2) Mungkin, Aku harus menjadi seorang yang lain . Agar aku layak me nyandang seluruh rasaku akanmu. Waktu seperti behenti berputar Sejak aku menatap ke dalam matamu. Aku butuh kesadaran penuh, Agar aku bisa mewujudkan Semua fantasiku akanmu. Kamu pancarkan kecantikanmu dari dalam, Wajahmu hanya cerminan kelembutan hati. Pertanyaannya, Kapan waktunya untuk mengucapkan Aku cinta kamu? Sementara waktu sudah berhenti berputar Sejak aku menatap matamu. (3) Aku gemetar saat dekat denganmu, Kamu tahu apa yang aku rasa? Ya, kamu sempurna dalam hayalku. Sering aku berharap Semoga hayalku akanmu menjadi nyata dan indah, Namun harapku untuk selalu gemetar memangku rindu padamu, Lebih besar dari harapku pada hayal yang menjadi nyata. (4) Begitu banyak k

Manusia

(1) Makhluk apa mereka sebenarnya? Berasal dari tanah tapi untuk kembali tanah mereka ogah-ogahan, inginnya terbang menuju kahyangan, menembus cakrawala melintasi galaksi. Padahal mereka berasal dari bumi. Makhluk apa mereka sebenarnya? Kesenangannya memisah-misah dan mengelompokan. Memisah-misah dan mengelompokkan warna kulit; memisah-misah dan mengelompokkan suku bangsa; memisah-misah dan mengelompokkan agama; memisah-misah dan mengelompokkan budaya; memisah-misah dan mengelompokkan ilmu pengetahuan; hingga memisah-memisah dan mengelompokkan Tuhan. Seakan sudah menjadi Tuhan itu sendiri. Satu sama lain saling membenarkan diri, satu sama lain saling menyalahkan selainnya. Makhluk apa mereka sebenarnya? Makhluk dengan ego segede-gede gunung dan gengsi yang setinggi-tinggi puncaknya gunung. Untuk memberi pertolongan dan berbuat baik saja harus melihat warna kulit , suku, dan agamanya. Apakah sama dengan mereka atau tidak? Kalau tidak, tak perlu bertindak. Lain hal ketika