Edisi Dewasa #2

#2 Kenthir= Kenthu In Pikir

Maaf sebelum dan sesudahnya. Aku sengaja menggunakan kata yang blak-blakan, terkesan vulgar, kotor, buruk atau apalah lagi kesan lainnya. Tujuannya untuk membobol logical-imunity atau pertahanan logika pembaca. Ketika pertahanan logika sudah jebol, nantinya diharapkan kita mampu open-minded/berpikiran terbuka, radikal/berpikir dalam dan menyeluruh, berpikir seimbang, objective viewer, dan endingnya menjadi Self Opened/pribadi yang terbuka/membuka diri.

Kenthir alias kenthu in pikir. Inilah prinsip dasar manusia dewasa zaman ini. Kenthu itu bahasa jawa dari senggama/ML/ngentot/bercinta. Nah sekarang mari kita hayati hal ini: Senggama itu soal kebutuhan, keingingan, tujuan, desire, pleasure, necessary, goals, destination, purpose, direction. (Aku tidak akan menjelaskan lebih jauh tentang apa itu kebutuhan, keinginan, dan tujuan. Silahkan cari dan amati masing-masing, sekarang soal kenthu dulu).

Senggama jelas suatu kebutuhan karena di tubuh kita ada kelamin, dan seperangkat alat lengkap termasuk sensorik (indra) dan hormon yang keinginannya sampai pada tujuan: memuncratkan lendir-lendir (mani). Sesimpel itulah senggama. Kebutuhan, keinginan, dan tujuan jika diringkas menjadi satu kata yang paling tepat adalah puas.

Manusia dewasa zaman ini hanya mencari kepuasan atau senggama baik secara tubuh maupun jiwa. Bukan hal aneh lagi kan jika banyak kejahatan, kepalsuan, perampokan, korup? Karena sebagian besar manusia destinasinya adalah kepuasan (baca: kepuasan sesaat). Tidak peduli sesamanya, tidak peduli pada kemurniannya, tidak tahu jatidiri sebagai manusia. Hanya tahu apapun cara akan ditempuh agar mencapai kepuasan.

Semakin banyak jiwa-jiwa oportunis, bengis, egois, fanatik/bigot, sipilis (sok filosofis). Semua karena otak kita sudah disetting menceng dan ngacengan. Akhirnya banyak salah kaprah di mana-mana. Karena yang selalu kita utamakan dan kita kencangkan adalah kelamin. Ketika kelamin menjadi pusat dan orientasi utama tubuh. Maka seluruh daya tubuh, tangan, kaki, otak, jantung dll hanya untuk kelamin atau terfokus pada desire kelamin. Otak dan emosi pun menjadi gampang kencang.

Semakin berkembangnya teknologi juga makin sia-sia. Semakin berkembang ilmu pengetahuan juga tidak ada gunanya. Belajar hukum, biologi, politik, kedokteran, pendidikan dan lainnya hanya demi kenthu. Punya smartphone, pc, laptop, wi-fi, script, mobil, dan lainnya hanya untuk mempermudah kenthu. Karena di dalam pikiran isinya hanya ada kenthu, bagaimanapun dan apapun caranya agar kenthu dan kenthu.

Manusia dewasa zaman ini sudah sejak kecil diarahkan kepada kenthu. Hingga terjadi pergeseran nilai dan paradigma soal kenthu (pertemuan kelamin laki-laki 'lingga' dan perempuan 'yoni') yang sebelumnya dijadikan puncak dari kemurnian, peleburan yin dan yang, penyelarasan, dan penyerahan jiwa. Sekarang kenthu dijadikan tabu, dan kotor, menjijikan, dijadikan sekedar hasrat kebinatangan.

Penggiringan pikiran tersebut dibarengi dengan adanya kampanye besar-besaran untuk eksploitasi tubuh perempuan. Lihat saja di media kita. Apa relevansinya iklan cat, ban mobil, pompa air dan lainnya dengan sesosok perempuan bertubuh seksi dengan pakaian serba mini? Perempuan semakin direndahkan. Perempuan hanya dinilai dari lekuk tubuhnya. Tubuh perempuan dieksploitasi, perempuan hanya dijadikan objek seksual dan sensualitas. Striptis makin laris, pub dan klub malam menjadi tempat legal menelanjangi tubuh perempuan. Bahkan simbol agama, hukum dan budaya digunakan untuk melucuti mental perempuan.

Maka terciptalah paradigma seperti sekarang ini. Menjadikan nalar dan logika yang ngacengan, namun lemah, tidak tahan lama, cepat lelah, tidak peduli sesama

MAN. Berintan, Oktober 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Bermain Tarik-Tarikan #2

Kisah Cinta

Pendakian

Alasan Mencintaimu

Surat Terakhir

Mari Bermain Tarik-Tarikan #7

Rumah 2

Sejak Aku Mencintaimu

Setelah Sampai Rumah

Ketika Mempuisikan Kamu