Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Rumah 2

Rumah – Dalam Renovasi Setelah sekian lama terjalin hubungan dengan para tetangga; ada yang berjalan dengan kebanggaannya, ada yang berjualan keperluan harian, dan ada yang senang menyendiri. Bisa sekiranya disimpulkan bahwa, mungkin karena adanya rumah, aku sebagai manusia menjadi lemah. Pertama, aku menjadi lebih lemah secara fisik; aku lebih rentan pada cuaca dingin dan juga terik. Aku lebih mudah terkena influenza, aku lebih mudah terpapar debu lalu menjadi gumpalan dahak dalam paru-paru, aku juga lebih mudah tergores benda-benda yang sebetulnya tidak terlalu berbahaya. Tubuh ku menjadi lebih manja. Ya meskipun ini semua adalah hasil evolusi industri yang besar-besaran; seperti kendaran yang mengurangi kerja otot, internet dan computer yang mengurangi kerja otak, dan alat-alat lain yang membuatku semakin punya banyak alasan untuk berada di tempat tidur lebih lama. Kedua, aku menjadi lebih lemah juga secara mental; mudah tersinggung, cepat marah, dan sifat egois yang makin

Rumah 1

Serial Tulisan Rumah ini saya buat di Bulan Desember 2017 sampai Januari 2018. Rumah ini saya dedikasikan untuk sesuatu yang biasa kalian sebut Rumah. Rumah ini bentuk refleksi dari segala yang melintas di kepalaku. Salah satunya kehampaan dan kekecawaan pada rumahku sendiri. -Verse 1 Apa yang kau sebut rumah? Ketika dikediaman Tanpa mesra dan hangat pelukan. Apa yang kau sebut keluarga? Saat kerabat Tidak menghalau kabut pekat. Rumah meremah tak ramah, Tujuan pulang kehilangan arah. -Verse 2 Rumah jangan sampai menjadi pagar batas, Penghalang kehidupan yang kian ranggas. Rumah Peneduh dari hujan pembeku jiwa yang berkembara. Rumah Pelindung dari terik pembakar raga yang mencari arah Rumah jangan sampai menjadi tombol kendali Penentu nasib bagi pengembara sejati. Rumah Pelipurlara bagi luka dan duka yang menyapa. Rumah Pemberi semangat kala si pengembara lelah melangkah. -Verse 3 Setiap pagi pada pengamatanku Telah ku temui bermacam wewangian; Sisa