Telapak Tangan

Pernah, sekali waktu dia gagal mengukur jarak antara kedua telapak tangannya. Dibilang wajar namun sudah keterlaluan. Kedua telapak tangannya menempel, rekat, melekat lengkap. Tak ada celah bahkan jalan lewat untuk udara. Saat dia coba merentangkan, kulit telapak tangan satunya terkelupas, sebuah bilur yang sudah ada sebelumnya semakin terbuka di punggung jari manisnya. Batas antara pagi dan senja pun sirna seketika. Semuanya. Tak lagi ada kesempatan untuk menengadah. Apalagi menggenggam erat-erat.

MAN. Berintan, Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Bermain Tarik-Tarikan #2

Ketika Mempuisikan Kamu

Alasan Mencintaimu

Kisah Cinta

Mari Bermain Tarik-Tarikan #4

Surat Terakhir

Keinginanku dan Keinginanmu

Rumah 2

Tentang Langit #1

Pendakian