Kini Tentang Kita
Sosial media kini jadi acuan, tak
berlaku kesopanan.
Anggapan selalu merasa benar, debat
kusir berkepanjangan.
Jejak pendapat berujung hinaan.
Para pengecut saling mencaci tanpa tatap
muka,
Berkelahi tanpa jiwa satria.
Kabar makar dari ibu kota, tentang hukum
negara
yang dinilai tumpul pada bagian atasnya.
Tentang agama yang dijadikan alat
berkuasa
Mengajak kita untuk berhenti bertegur
sapa,
Menebar kebencian karena berbeda.
Hal subhat jadi rebutan, karena
halal-haram penuh kepentingan.
Pertimbangannya selalu rugi dan
keuntungan,
Menang dan mengalahkan, berdiri dan
menjatuhkan
Bangga dan melecehkan. Semua demi sebuah
pujian.
Tuntutan perut dan kelamin lah yang
selalu diutamakan.
Aku kira demikian yang terjadi pada
kita.
Bangga dengan kebencian hingga mudah
diadu oleh domba,
Mungkin mengasihi, menyayangi,
menghargai, menghormati, dan segala
Tentang kebaikan hanya dianggap dogma.
MAN. Berintan, November 2016
Komentar
Posting Komentar