Untuk Perempuan

Aku yang lelaki, punya majalah kalau tidak playboy ya panthouse, itupun bergambar dari golonganmu, kaum
perempuan. Sedangkan majalahmu, dari mulai Gadis sampai Ummi, dari mulai ujung kepala sampai ujung kaki,
dari mulai soal pakaian sampai menyusui. Aku yang lelaki, kalah banyak referensi.
//
Ada semakhluk yang aku kira memiliki hubungan khusus dengan Tuhan. Adalah ibu, dan dia dari golongannu,
kaum perempuan. Kemuliaan Al-Masih karena ibu, junjunganku, Kanjeng Nabi Muhammad tak mengenal sosok
ayah, hanya menerima kelembutan ibu dan perempuan pengasuhnya. Malin Kundang jadi batu karena ibunya.
Walau ibunya Malin terkesan emosional, mudah marah namun Tuhan mungkin punya hubungan khusus dengan
ibu. Ketika ibu emosi mungkin Tuhan juga emosi, ketika ibu marah mungkin Tuhan juga marah, ketika ibu
tersenyum mungkin Tuhan juga tersenyum. Ketidak beruntungan Malin saja yang dikutuk ibu, jadi batu lah dia
kini.
//
Tesa :Di balik lelaki hebat, ada perempuan hebat.
Ini benar adanya.
Anti-tesanya : Di balik lelaki tidak hebat, ada perempuan tidak hebat.
//
Aku yang lelaki, sering iri terhadap golonganmu, kaum perempuan. Bukan karena menstruasi. Kenyataannya,
ada jutaan syair dan puisi teruntuk keindahanmu, ada jutaan lagu terinspirasi dari parasmu. Kamu membuat
dunia semakin indah penuh nada. Kamu membuat aku yang lelaki tergila-gila, membuatku bekerja keras untuk
membahagiakanmu.
//
Sudah tak perlu lagi kamu mempernasalahkan emansipasi. Karena kamu tak cocok mencangkul di sawah, kamu
tak cocok membawa pengki, kamu tak cocok mengangkut semen dan pasir, kamu tak cocok memeras keras
lekuk indahmu demi sesuap makan. Kamu punya tugas yang lebih besar dari itu semua, yakni melanjutkan
kehidupan, dan menjaganya dengan kelembutan.
//
Betapa enak jadi perempuan, tinggal membuka aurat, lelaki bekerja keras demi senyumannya. Sedangkan
nyatanya, setiap jengkal tubuhmu adalah aurat, dan aurat yang paling dahsyat ada di pikiranku yang lelaki ini.
Saranku: tolong jaga auratmu, auratmu terutup rapat saja pikiranku yang lelaki ini langsung mengeras, melesat
cepat.
//
Yang paling membuatku iri, ada lebih banyak jalur dan pintu suwarga terbuka untuk menyambutmu. Saat
sampai gadis, kesalahanmu tanggung jawab ayahmu, se-kaumku, dan saat setelah menikah kesalahanmu
menjadi tanggung jawab suamimu, se-kaumku. Namun juga, ada lebih banyak jalur dan pintu neraka untuk
kamu.
//
Kamulah calon ibu dari anak-anakku, kamulah penyambung masa demi masa, kamulah penghubung peradaban
demi peradaban. Jika buruk, kamulah yang mampu merperbaiki, dan sebaliknya. Kamulah yang menentukan
masa depan, baik dan buruknya tergantung kamu. Karena sebenarnya dalam ganggamanmulah dunia dan
kehidupan ini. Sedang aku, hanya ada se-kaum Adam yang kesepian, hingga Tuhan menyempurnakan
kehidupan dunia setelah menciptakan Hawa, kaum perempuan.

MAN. Berintan, Desember 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Bermain Tarik-Tarikan #2

Kisah Cinta

Pendakian

Alasan Mencintaimu

Surat Terakhir

Sejak Aku Mencintaimu

Setelah Sampai Rumah

Ketika Mempuisikan Kamu

Keinginanku dan Keinginanmu

Mari Bermain Tarik-Tarikan #7