Oleh-Oleh

Aku memakai kaos hitam lengan panjang, celana panjang yang juga hitam, dan sebuah baju adat jawa. Menggendong tas ransel lengkap dengan perlengkapan naik gunung. Ada satu hal lagi yang menyita perhatianku. Bukan sekedar jalur terjal berbatu, dan berdebu. Ternyata aku (baca: manusia) bukanlah satu-satunya makhluk di bumi ini. Bebatuan, pepohonan, satwa, bahkan astral dari dimensi berbeda seolah mengajakku berbicara dengan bahasa mereka yang tidak bisa aku mengerti secara bahasa dan nalar. Entah mereka menertawakanku atau mereka memberi semacam dukungan.

Setiap langkah seolah ada yang membisik. "Semoga semua makhluk bahagia, tidak berduka, tanpa menyakiti sesama, penuh hormat dan kasih, dan saling membantu kepada semua makhluk". Entah suara itu datang dari mana, sejenis makhluk apa, kasat mata atau astral? Entah. Nyatanya jelas terngiang di kepala. Itu bisa saja oleh-oleh dari mereka untuk aku bawa pulang. Aku hanya memberi balasan. "Aku ke sini bukan untuk menaklukan siapa-siapa, tapi untuk bersaudara. Semoga kita semua bahagia."
Terima kasih.

MAN. Ciremai, Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Bermain Tarik-Tarikan #2

Ketika Mempuisikan Kamu

Alasan Mencintaimu

Kisah Cinta

Surat Terakhir

Keinginanku dan Keinginanmu

Rumah 2

Tentang Langit #1

Pendakian

Setelah Sampai Rumah